Genre :
Romance, One Shot, Sad ennding
Cast
: V and Jin (BTS) and Park
Chae Rim
Haiii semua saya comeback lagi(?) *aegyo(?)* kali ini saya bawakan fanfiction BTS :3 *ASIKKK!!(?) XD* kali ini saya mau pakai V karena dia biasku ketiga di BTS XD wakaka [oke ini abaikan -_-)/] seperti biasa kalau ada typo yang absurb, saya mohon maaf sekecil-kecilnya(?) karena typo itu hal sangat biasa buat saya :3 Oke saya ga usah basa-basi lagi deh -_- Happy Reading ^^ dan Salam Absurb!! '-')9 XD
Taehyung
Pov
Hari
sudah semakin gelap, tapi dia tak kunjung datang juga di Namsan Tower. ‘Dimana
Chae Rim? Kenapa sampai sekarang dia belum datang?’ batinku. ‘Chae Rim-ah ...
neo eoddiya? Apakah kau lupa kalau hari ini kita berkencan? Aish ... awas saja
kalau dia tak datang.’ batinku mulai tak sabar lagi. Sudah 30 menit aku
menunggunya, telpon dariku tak dia angkat, sms dariku juga tak dia balas. Baru
aku mencoba menelponnya lagi, dan Paboya! Baterai HPku sudah habis!! Hari sudah
semakin gelap, cuacapun semakin dingin disini. Kueratkan jaket coklat mudaku
yang aku kenakan, untung saja aku berinisiatif untuk memakai jaket, coba kalau
tidak? Bisa-bisa aku mati kedinginan disini. Lalu kulihat sekeliling Namsan
Tower, dan aku seperti melihat pasangan laki-laki dan perempuan seperti orang
berpacaran. Tunggu dulu! Bukankah itu Chae Rim dengan Jin hyung? Sedang apa
mereka berdua disini? Apakah mereka sedang berkencan? Jadi begini Chae Rim
dibelakangku. Rasanya sakit sekali terlebih dia selingkuh dengan kakakku
sendiri. Aku semakin tak tahan melihat mereka berdua mesra-mesraan, maka dari
itu aku langsung pergi dari Namsan Tower. Sepanjang perjalanan, aku hanya
emosi. Ya! Aku benci mereka berdua! AKU BENCI KALIAN SEOK JIN DAN PARK CHAE
RIM!!!
~Skip~
@Taehyung
House
“Omonaaa
... darimana saja kau Taehyung-ah?” tanya eomma
“Kami
sangat mengkhawatirkanmu Taehyung-ah ...” jelas appa
“Mianhae
appa, eomma ...” balasku singkat.
“Waeyo?
Sepertinya kau sedang ada masalah ya? Ceritakan kepada kita. Siapa tau
kita bisa membantumu ...” tanya mereka berdua.
“Annio
eomma, appa ... Sekarang aku ingin sendiri, tolong jangan ganggu aku.” Kataku
lalu bergegas lari ke kamarku. Baru aku menaiki tangga, Jin Hyung baru datang.
“Annyeong
semuanya.” Katanya sambil tersenyum.
“Annyeong
Jin-ah.” Kata eomma dan appa. Aku tak menghiraukan kata-katanya dan melanjutkan
naik tangga. Baru dua atau tiga anak tangga, kepalaku terasa sakit sekali dan
aku terjatuh dari tangga. BRUKKK!!!
“Omona!!
Taehyung-ah!!!” panik eomma langsung menghampiriku disusul appa dan Jin hyung.
“Ireona
Taehyung-ah!!!” teriak appa sambil menggoyangkan tubuhku. Ya, hanya itu yang
aku dengar sebelum aku benar-benar tak sadarkan diri lagi.
Jin Pov
@Seoul
Hospital
Aku
merasa tak tenang melihat adikku satu-satunya berada di rumah sakit. Memang
sebenarnya dia bukan adik kandungku, karena dari kecil aku hidup di Panti
Asuhan sebelum eomma dan appanya mengambilku untuk menjadi anak angkatnya, tapi
aku sudah menganggap dia seperti adik kandungku. Dulunya dia menerimaku dengan
baik, tapi semenjak aku dekat dengan pacarnya Park Chae Rim, dia telah berubah
kepadaku. Aku sudah berulang kali menjelaskannya kalau aku tidak memiliki
perasaan khusus terhadapnya, tapi ya seperti ini ... dia tak percaya kepadaku.
Aku mencoba menguatkan eomma dan appa yang daritadi menangis menunggu kabar
dari dokter.
“Sudahlah
... eomma dan appa jangan bersedih terus, kita doakan saja semoga Taehyung
baik-baik saja.” Kataku sambil menepuk bahu mereka.
“Ne
Jin-ah ...” kata eomma dan appa sambil menangis. Belum lama kemudian, si dokter
akhirnya keluar juga dari ruang pemeriksa. Kamipun langsung menghampirinya dan
bertanya
“Bagaimana
keadaannya dok? Apakah keadaan anak kami baik-baik saja?” kata appa cemas.
“Sebelumnya
saya minta maaf, anak bapak dan ibu menderita kanker otak stadium tiga. Anda
harus cepat mengambil tindakan sebelum kankernya menyebar diseluruh tubuhnya
dan merusak semua organ ditubuhnya.” Jelas dokter itu.
“Mwo?! K
... kanker otak?” kata appa tak percaya.
“Omona
... cobaan apalagi yang Engkau berikan kepada kami Tuhan?” kata eomma sambil
menangis histeris. Akupun tak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, aku ingin
menangis tapi di satu sisi aku harus terlihat kuat dan tak gampang menangis.
‘Kenapa bukan aku saja yang kena penyakit itu?! Andai saja aku bisa bertukar
dengannya, pasti itu sudah akan kulakukan ... aku tak ingin kehilangan keluarga
lagi Tuhan.’ Batinku menahan air mata.
“Eomma
dan appa harus kuat demi Taehyung ...” kataku coba menguatkan eomma dan appa.
“Apa yang
harus kita lakukan? Bagaimana jika dia tahu tentang penyakitnya?” kata appa.
“Kita
jangan memberitau tentang penyakitnya appa, karena pasti dia akan sedih
mendengarnya.” Kataku sambil menepuk bahunya.
“Hmmm
arraseo ...” kata eomma lalu memeluk kami berdua sambil menangis.
“Uljima
eomma ...” kataku sambil menepuk-tepuk punggungnya.
“Ne
Jin-ah gomawo ...” kata eomma sambil tersenyum.
“Cheonma
eomma ... kajja kita lihat keadaannya Taehyung.” Kataku sambil tersenyum kecil
lalu masuk ke ruangannya Taehyung disusul eomma dan appa. Kulihat Taehyung
sedang tertidur pulas dengan selang oksigen.
“Sebaiknya
eomma dan appa mengurus obatnya Taehyung lalu pulang dan beristirahat. Biar Jin
yang menjaga Taehyung.” Kataku kepada eomma dan appa.
“Arraseo
Jin-ah. Jangan lupa kalau terjadi apa-apa dengannya, kabari appa dan eomma ne?”
kata appa sebelum dia keluar.
“Arraseo
appa.” Kataku.
“Jagalah
adikmu Jin-ah.” Kata eomma.
“Itu
pasti eomma.” Kataku sambil tersenyum kepada eomma.
“Ya sudah
kalau begitu kami pergi dulu.” Kata appa
“Ne appa,
eomma ...” kataku lalu appa keluar dari pintu disusul eomma dibelakangnya.
Sekarang hanya ada aku dan Taehyung di ruangan ini, dan suster yang datang
setiap 2 jam untuk mengecek keadaan Taehyung. Karena ruangan ini semakin sepi,
aku mencoba mengajaknya mengobrol
“Hai Taehyung-ah
... entah sekarang kau mendengarkan aku atau tidak, tapi ada satu hal yang
harus kau tau. Apapun yang terjadi, kau tetaplah adikku, adik kandungku.
Andaikan saja Tuhan masih mendengarkan doaku, lebih baik aku saja yang
menderita daripada harus kau yang menderita penyakit separah ini. Apapun yang
terjadi, aku akan terus berusaha mengobatimu. Pokoknya kau harus sembuh
Taehyung-ah. Disini ada aku, eomma, appa, dan Chae Rim yang menunggumu
Taehyung-ah ...” kataku sambil menangis, tapi aku tetap melanjutkan berbicara
dengannya.
“Oh dan
satu lagi. Sewaktu tadi aku bertemu dengan Chae Rim di Namsan Tower, dia sudah
menunggumu lebih dari 1 jam, kau kemana saja? Apa kau tak kasihan terhadapnya?
Tadi dia juga sempat digoda dengan preman-preman sewaktu dia mau berangkat ke
Namsan Tower, aku yang menyelamatkan dia, aku hanya memiliki niat hanya untuk
menemaninya di Namsan Tower sampai kau datang, tapi kau tak datang-datang juga.
Akhirnya aku menemaninya makan malam disana. Mianhae sebelumnya aku tak pernah
berpikiran untuk merebutnya darimu, tapi aku juga tak bisa membohongi
perasaanku sendiri bahwa aku juga jatuh cinta padanya.” Kataku sambil menangis
dan tanpa respon darinya. Beberapa detik kemudian, tangan dia mulai bereaksi
sedikit demi sedikit lalu ia mulai membuka matanya. Omona ... Apakah dia
mendengarkan semuanya?
Taehyung
Pov
Aku
membuka mataku perlahan-lahan. Awalnya tampak buram semuanya, namun akhirnya
semua terlihat jelas. Dan kulihat sekelilingku .... hanya ada Jin hyung? Kemana
eomma dan appa? Tunggu! Aku juga berada dimana sekarang? Apakah aku sedang
berada di Rumah Sakit? Dan ... Jangan-jangan mereka sudah tau tentang
penyakitku?
“Hyung
....” panggilku sambil menatap Jin hyung.
“Ne,
hyung ada disini Taehyung-ah ... Ada apa?” tanya Jin hyung.
“Aku
berada dimana sekarang?” tanyaku pada Jin hyung.
“Kau
sedang berada di Rumah Sakit Taehyung-ah ... tadi kau pingsan di rumah.” Jelas
Jin hyung.
“Dimana
eomma dan appa?” tanyaku.
“Mereka
pulang duluan, besok mereka juga akan datang lagi untuk menjengukmu.” Kata Jin
hyung sambil mengelus rambutku.
“Lalu ...
bagaimana kata dokter?” tanyaku hati-hati. Jin hyung langsung berhenti mengelus
rambutku dan ia juga tampak bingung harus berbicara apa. Dugaanku benar
berarti, mereka sudah tau tentang penyakitku.
“Mianhae
hyung ...” kataku tiba-tiba kepada Jin hyung.
“Mwo?
Kenapa kamu harus meminta maaf?” tanya Jin hyung.
“Kau
pasti sudah tau tentang penyakitku kan? Ya, aku kena penyakit kanker otak dari
setahun yang lalu. Mianhae karena aku tak pernah bercerita kepada kalian, sebab
aku tak ingin melihat kalian sedih karena aku.” Kataku sambil menangis
“ Omona
... Jinjayo?? Kenapa kau tak pernah cerita dari dulu??” kata Jin hyung tak
percaya lalu dia ikutan menangis.
“
Jeongmal Mianhae hyung ...” kataku penuh menyesal. Aku berusaha bangun dari
tempat tidurku dan memeluk Jin hyung, tapi seolah Jin hyung bisa membaca
pikiranku, sebelum aku bangun ia sudah memelukku terlebih dulu.
“Sudahlah
... pokoknya kau harus sembuh dari penyakit ini Taehyung-ah.” Bisik Jin hyung
tepat di telingaku.
“Aku
usahakan hyung, tapi jika aku tidak sembuh tolong jaga eomma, appa, dan Chae
Rim hyung. Hanya kau yang bisa kuharapkan hyung.” Bisikku tepat ditelinganya
Jin hyung.
“Annio,
pokoknya kau pasti akan sembuh Taehyung-ah ... Percayalah pada hyung.” Kata Jin
hyung.
“Ne hyung
... Gomawo karena kau sudah menjadi hyungku yang baik selama ini. Mianhae aku
selalu salah paham terhadapmu. Sewaktu kau berbicara denganku tadi, aku tak
sengaja mendengarnya hyung.” Kataku sambil mengeratkan pelukannya.
“Sudah
kuduga kau pasti mendengarnya Taehyung-ah ...” kata Jin hyung sambil menepuk
punggungku pelan lalu melepaskan pelukanku.
“Sebaiknya
kau istirahat dulu. Besok appa dan eomma akan datang menjengukmu.” Kata Jin
hyung
“Ne
hyung, Jaljja hyungie ... Jangan lupa juga hyung harus istirahat, aku tak mau
kalau kau sakit hyung?” kataku sebelum tidur.
“Kkk ne
Arraseo Taehyung-ah ... Jaljayo saengie ...” kata Jin hyung sebelum tidur di
sofa yang tak jauh dari tempat tidurku.
~Skip~
Kubuka
lagi mataku dan di sekelilingku sudah ada eomma, appa, dan Jin hyung yang
membawa bubur untukku.
"Selamat
pagi Taehyung-ah ..." kata eomma, appa, dan Jin hyung dengan senyum ramah.
"Selamat
pagi eomma, appa, hyung ...." balasku dengan senyum ramah.
"Bagaimana
keadaanmu sekarang? Sudah baikan?" tanya eomma.
"Sudah
membaik eomma..." sahutku
"Kata
dokter, besok pagi kau sudah boleh pulang.." kata Appa
"Jinjjayo??
Akhirnya... Aku benar-benar bosan disini." kataku
"Hahaha..
Coba tebak siapa yang aku bawa??" tawanya Jin hyung
'Nuguya??'
batinku, tak lama kemudian munculah sosok(?) wanita yang selalu berada dalam
pikiranku. Siapa lagi kalau bukan Park Chae Rim?
"Annyeong
V-ah. Sudah baikkah keadaanmu sekarang?"sapanya sambil tersenyum.
"Annyeong
Chae Rim-ah. Ne gwaenchana." balasku dengan senyumku yang paling manis
"Apakah
kau sudah makan V-ah?" tanyanya lembut.
"Hmmm..
Belum, kau sendiri?" tanyaku
"Aku?
Tentu saja aku sudah... makan dulu V-ah, nanti kau tambah sakit. Oh ya..
ngomong-ngomong, aku membawakan makanan kesukaanmu." katanya lalu
memberikan kotak makannya kepadaku.
"Ah..
Gomawo Chae Rim-ah." kataku sambil aegyo *orang sakit masih bisanya
aegyo(?) -_- Oke lupakan*
"Ne,
cheonma.. Oh ya aku pergi dulu ne? Maaf aku tak bisa berlama-lama disini."
katanya lalu ia membungkuk hormat ke eomma dan appa.
"Mmm
baiklah hati-hati Chae Rim-ah." kata eomma dan appa bersamaan
"Ne
ahjumma ahjussi, V-ah.. Jin oppa, aku pamit dulu ne?" katanya lalu
membungkuk hormat
"Ne
Chaerim-ah.. hati-hati ne?" ucapku dan Jin hyung bersamaan.
"Ne.."
balasnya dengan senyum lalu ia keluar dari kamarku.
"Mmmm
eomma dan appa tolong jaga V sebentar ne? Jin mau makan siang di luar."
kata Jin hyung.
"Appa
dan eomma harus bekerja hari ini. Lalu siapa yang akan menjaga adikmu?"
tanya eomma.
"Ah..
kalau begitu biar..." belum Jin hyung selesai berbicara, "Tidak
perlu" potongku
"Aku
bisa menjaga diriku sendiri. Jika ada apa-apa, aku pasti mengabari kalian
semua. Kalau tidak, ada suster dan dokter siap menjagaku disini" kataku
"Benar
tidak apa V-ah? Tak apa kalau aku menjagamu disini. Itu sudah kewajibanku
sebagai kakakmu. Maksudku kakak angkatmu *ya ampun sumpah ngenes -_-*"
kata Jin hyung memastikan
"Tidak
apa hyung.." jawabku dengan yakin
"Baiklah
kalau begitu, kami pergi dulu V-ah. Jaga dirimu baik-baik ne? Kalau ada apa-apa,
kabari ke kami" kata Jin hyung
"Ne
hyung.." jawabku lalu Jin hyung, appa dan eomma keluar dari kamarku.
Jin Pov
Aku
berjalan keluar Rumah Sakit. Secara tak sengaja, aku menemukan sosok gadis yang
tak asing bagiku.. 'Chae Rim?' batinku. Lalu aku menghampiri gadis itu
"Hei."
kataku sambil menepuk bahunya
"Eh?
Oppa.. Sedang apa disini?" tanyanya
"Aku
sedang ingin makan siang, kau sendiri?" tanyaku
"Mmm
aku sedang menunggu temanku." jawabnya
"Apakah
temanmu masih lama datangnya? Sepertinya kau sudah cukup lama menunggunya
disini. Apa kau sudah makan siang?" tanyaku
"Mollayo...
Ah aku sudah makan oppa." Jawabku berbohong. Belum selesai ia berbicara,
tiba-tiba
"Kruuuuk"
suara perutnya.
"Aish....
kenapa harus berbunyi sih??" gumamnya
"Kkkk...
sudahlah ayo kita makan siang bersama, biar aku yang membayar." kataku
sambil tersenyum kecil.
"Hmm
ne.." jawabnya sambil malu-malu.
~Skip~
@ Kantin
Rumah Sakit
"Kau
mau pesan apa?" Tanyaku kepada Chae Rim
“Hmm..
terserah kau saja, aku ikut denganmu.” Kata Chae Rim.
“Baiklah.
Kau tunggu sebentar ne?” ucapku kepadanya lalu pergi memesan makanan.
Tak lama
kemudian, aku kembali ke dengan membawa 2 nasi goreng dan 2 gelas air putih.
Lalu aku berikan nasi goreng dan segelas air putih untuknya
“Gomawo
Oppa” ucap Chae Rim sambil tersenyum lalu ia mulai memakannya.
“Cheonma,
Chae Rim-ah” ucapku lalu mulai memakan makananku.
~Skip~
Setelah aku dan Chae
Rim selesai makan, kita kembali ke kamar Taehyung untuk menjaganya. Ketika kami
sampai di kamarnya
‘KREEKKKK’ bunyi pintu
kamar Taehyung, tetapi apa yang kami dapat di kamarnya? Kamarnya kosong!
“Taehyung-ah ....”
panggilku
“Taehyung Oppa .... kau
dimana?” Ucap Chae Rim panik. Lalu tiba-tiba, seorang perawat masuk ke ruangan
Taehyung
“Suster, dimana pasien
kamar ini??” Tanyaku kepada perawat
“Lho? Pasien kamar ini
tidak ada??” Ucap perawat tersebut dengan kaget
“Lho?? Anda tidak
melihat pasien kamar ini?” Tanya Chae Rim kepada perawat itu
“Tidak nona ... Tadi
saya ......” belum selesai perawat itu berbicara, 2 perawat lainnya datang
menemui perawat tersebut dengan tergesa-gesa
“Ada pasien yang
pingsan di depan rumah sakit! Ayo cepat bantu aku membawanya!” Ucap salah satu
perawat tersebut
“Keadaan pasien sangat
kritis” ucap perawat yang lain
“Benarkah? Kalau
begitu, ayo cepat!” ucap perawat itu sebelum bergegas keluar dari kamar
Taehyung. Karena aku penasaran dengan pasien yang dimaksud perawat-perawat itu.
Aku mengikuti suster-suster itu dari belakang. Ketika aku sampai di depan Rumah
Sakit, aku melihat siapa korbannya. Dan setelah aku melihatnya, aku tak dapat
percaya. Ternyata korban yang dimaksud adalah Taehyung.
“Taehyung-ah!!!
Taehyung-ah!!! Ireona!!!” teriakku, tetapi percuma saja. Taehyung tetap tidak
sadarkan diri. Akhirnya petugas medis membawanya masuk ke ICU
~Skip~
Aku dan
Chae Rim menunggu kondisi Taehyung di ICU. Aku mengambil ponselku lalu menelpon
eomma
“Yeobboseyo”
ucap eomma
“Eomma
.....” ucapku sambil terisak
“Ada apa
Jin-ah? Bagaimana keadaan adikmu?” tanya eomma
“Mollayo eomma
... Jin juga melihatnya sudah tak sadarkan diri di depan Rumah Sakit” ucapku
sambil terisak. Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ICU
“Bagaimana
keadaannya, Uisa?” tanya eomma cemas
“Apakah
ia baik-baik saja?” tanya appa tak kalah cemas
“Tolong adik
saya ...” ucapku lirih
“Maaf ...
saya sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi. Penyakitnya sudah tingkat stadium
akhir. Kita hanya bisa berdoa berharap mujizat” ucap dokter dengan penuh
penyesalan kemudian berlalu dari mereka. Eomma mulai tak sanggup berdiri lagi,
aku dan appa dengan sigap langsung menopang tubuh eomma yang melemas. Appa dan
Chae Rim berusaha menenangkan eomma meskipun mereka juga mengeluarkan air mata
mereka. Aku melirik Taehyung di balik pintu lalu mengeluarkan air mata
‘Apakah
hari ini akan menjadi hari terakhirmu?’ batinku dengan lirih. Kalau aku bisa
menggantikannya, biar aku saja yang menderita seperti ini. Jangan dia. Lalu aku
memutuskan untuk mengajak eomma, appa, dan Chae Rim untuk masuk ke dalam
ICU.Banyak peralatan yang diletakkan di tubuh Taehyung. Aku pun menggenggam
tangannya
“Kumohon
... sadarlah Tae ....” ucapku sambil menggenggam tangan Taehyung erat-erat.
Lalu tak lama kemudian, ia seperti mendengar ucapanku lalu perlahan membuka
matanya.
Taehyung
POV
Aku mulai
membuka mataku perlahan-lahan. Lalu kulihat ada eomma, appa, Jin hyung, dan
Chae Rim
‘Apa yang
terjadi padaku?’ batinku bingung karena melihat mereka semua menangis
“Kau
sudah sadar?” tanya appa. Aku ingin menjawab pertanyaannya, tetapi untuk
membuka mulutku saja, aku tak bisa.
‘Apa yang
terjadi padaku? Kenapa aku tak bisa menggerakkan tubuhku?’ batinku. Aku hanya
meneteskan air mataku. Lalu eomma menggenggam tanganku erat dan menguatkanku
“Masih
ada harapan untuk sembuh ...” ucap eomma. Lalu eomma mulai mendekatiku, lalu
aku mengeluarkan seluruh tenagaku untuk membisikkan sesuatu di telinganya eomma
“Baiklah
kalau itu maumu” ucap eomma lalu ia keluar dari ruang ICU
~Skip~
At Namsan
Tower;20.00 KST
Chae Rim
menanti kedatangan seseorang
5 menit
.......
10 menit
......
15 menit
.......
30 menit
.......
Pria yang
dinantikan tak kunjung datang. Tak lama kemudian, seorang pria menggunakan jas
putih datang menghampiri Chae Rim dengan kursi roda yang didampingi eommanya
dengan membawa setangkai bunga mawar
“Akhirnya
kau datang juga ...” ucap Chae Rim sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum kecil.
Ya aku memang tidak bisa datang tepat waktu. Lalu eomma meninggalkanku bersama
Chae Rim lalu digantikan Jin hyung. Kami bertiga memandang disekitar Namsan
Tower pada malam hari. Sungguh indah! Aku tak ingin melupakan kenangan ini.
Kemudian, dengan sekuat tenaga aku meraih tangan Jin hyung lalu memberikan
bunga mawar kepadanya. Kemudian aku berusaha meraih tangan Chae Rim. Lalu aku
menyatukan tangan Jin hyung dan Chae Rim lalu dengan sekuat tenaga aku berkata
kepada mereka
“S-sam
.... pai ... A-a-ku .... ti - ..... dur ..... j-ja-ng ...... an ..... l-le
....... pas .......” ucapku terbata-bata. Mereka hanya saling berpandangan tak
mengerti maksudku. Aku pun mulai memelas lalu tersenyum kecil ke arah mereka
lalu mulai memejamkan mataku
Jin POV
Aku hanya
menatap Taehyung bingung
‘Apa
maksudnya?’ batinku. Kemudian aku seketika panik melihat Taehyung tak sadarkan
diri
“Taehyung-ah!!!!!
Ireona!!!!!!” Teriakku, tetapi kali ini dia tak akan mendengarkanku. Aku
mengecek denyut jantungnya, tak ada denyut jantung. Mengecek nafasnya juga, tak
ada. Apakah sekarang saatnya? Aku pun belum mengucapkan selamat tinggal
untuknya. Chae Rim menepuk bahuku pelan
“Ikhlaskan
dia pergi oppa .... Setidaknya sekarang dia sudah tidak merasa sakit lagi” ucap
Chae Rim lalu mengeratkan tanganku
“Dia
bilang, kita tak akan melepaskan tangan kita saat dia memejamkan matanya” ucap
Chae Rim. Aku pun langsung memeluk Chae Rim
“Dia ...
menitipkan surat ini untuk kalian” ucap eomma lalu memberikan surat itu
kepadaku. Lalu aku membuka surat itu lalu membacanya bersama Chae Rim
To : Jin hyung dan Chae Rim
From : Taehyung
Hei
kalian! Kalau kalian membaca surat ini, artinya aku sudah tidak bersama kalian
lagi. Sejujurnya aku hanya ingin mengucapkan Terima kasih untuk kalian. Banyak
kenangan yang sudah kita lakukan bersama-sama. Jin hyung ... maafkan aku kalau
aku selalu salah paham kepadamu, maaf aku selalu membencimu. Tetapi kau selalu
baik kepadaku, perhatian padaku. Hyung .... bolehkah aku meminta 1 hal
kepadamu? Tolong jaga Chae Rim untukku, buat dia bahagia. Dan untuk Chae Rim,
terima kasih kau sudah setia padaku. Maafkan aku kalau aku selalu tak pernah
datang tepat waktu. Setelah kalian membaca surat ini, kalian harus hidup
bahagia. Jangan tangisi kepergianku oke? Aku tak mau melihat kalian menangis,
nanti aku bisa tidak tenang disana
Taehyung
Setelah
membaca surat itu, aku pun semakin menangis, mengepalkan surat itu
“Jika itu
maumu, baiklah. Semoga kau bisa hidup dengan bahagia disana” ucapku
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar