Sabtu, 20 Juni 2015

Last Hope

Genre : Romance, One Shot, Sad ennding
Cast   : V  and Jin (BTS) and Park Chae Rim

Haiii semua saya comeback lagi(?) *aegyo(?)* kali ini saya bawakan fanfiction BTS :3 *ASIKKK!!(?) XD* kali ini saya mau pakai V karena dia biasku ketiga di BTS XD wakaka [oke ini abaikan -_-)/] seperti biasa kalau ada typo yang absurb, saya mohon maaf sekecil-kecilnya(?) karena typo itu hal sangat biasa buat saya :3 Oke saya ga usah basa-basi lagi deh -_- Happy Reading ^^ dan Salam Absurb!! '-')9 XD

Taehyung Pov

Hari sudah semakin gelap, tapi dia tak kunjung datang juga di Namsan Tower. ‘Dimana Chae Rim? Kenapa sampai sekarang dia belum datang?’ batinku. ‘Chae Rim-ah ... neo eoddiya? Apakah kau lupa kalau hari ini kita berkencan? Aish ... awas saja kalau dia tak datang.’ batinku mulai tak sabar lagi. Sudah 30 menit aku menunggunya, telpon dariku tak dia angkat, sms dariku juga tak dia balas. Baru aku mencoba menelponnya lagi, dan Paboya! Baterai HPku sudah habis!! Hari sudah semakin gelap, cuacapun semakin dingin disini. Kueratkan jaket coklat mudaku yang aku kenakan, untung saja aku berinisiatif untuk memakai jaket, coba kalau tidak? Bisa-bisa aku mati kedinginan disini. Lalu kulihat sekeliling Namsan Tower, dan aku seperti melihat pasangan laki-laki dan perempuan seperti orang berpacaran. Tunggu dulu! Bukankah itu Chae Rim dengan Jin hyung? Sedang apa mereka berdua disini? Apakah mereka sedang berkencan? Jadi begini Chae Rim dibelakangku. Rasanya sakit sekali terlebih dia selingkuh dengan kakakku sendiri. Aku semakin tak tahan melihat mereka berdua mesra-mesraan, maka dari itu aku langsung pergi dari Namsan Tower. Sepanjang perjalanan, aku hanya emosi. Ya! Aku benci mereka berdua! AKU BENCI KALIAN SEOK JIN DAN PARK CHAE RIM!!!
~Skip~

@Taehyung House

“Omonaaa ... darimana saja kau Taehyung-ah?” tanya eomma
“Kami sangat mengkhawatirkanmu Taehyung-ah ...” jelas appa
“Mianhae appa, eomma ...” balasku singkat.
“Waeyo? Sepertinya kau sedang ada masalah ya?  Ceritakan kepada kita. Siapa tau kita bisa membantumu ...” tanya mereka berdua.
“Annio eomma, appa ... Sekarang aku ingin sendiri, tolong jangan ganggu aku.” Kataku lalu bergegas lari ke kamarku. Baru aku menaiki tangga, Jin Hyung baru datang.
“Annyeong semuanya.” Katanya sambil tersenyum.
“Annyeong Jin-ah.” Kata eomma dan appa. Aku tak menghiraukan kata-katanya dan melanjutkan naik tangga. Baru dua atau tiga anak tangga, kepalaku terasa sakit sekali dan aku terjatuh dari tangga. BRUKKK!!!
“Omona!! Taehyung-ah!!!” panik eomma langsung menghampiriku disusul appa dan Jin hyung.
“Ireona Taehyung-ah!!!” teriak appa sambil menggoyangkan tubuhku. Ya, hanya itu yang aku dengar sebelum aku benar-benar tak sadarkan diri lagi.



Jin Pov

@Seoul Hospital

Aku merasa tak tenang melihat adikku satu-satunya berada di rumah sakit. Memang sebenarnya dia bukan adik kandungku, karena dari kecil aku hidup di Panti Asuhan sebelum eomma dan appanya mengambilku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku sudah menganggap dia seperti adik kandungku. Dulunya dia menerimaku dengan baik, tapi semenjak aku dekat dengan pacarnya Park Chae Rim, dia telah berubah kepadaku. Aku sudah berulang kali menjelaskannya kalau aku tidak memiliki perasaan khusus terhadapnya, tapi ya seperti ini ... dia tak percaya kepadaku. Aku mencoba menguatkan eomma dan appa yang daritadi menangis menunggu kabar dari dokter.
“Sudahlah ... eomma dan appa jangan bersedih terus, kita doakan saja semoga Taehyung baik-baik saja.” Kataku sambil menepuk bahu mereka.
“Ne Jin-ah ...” kata eomma dan appa sambil menangis. Belum lama kemudian, si dokter akhirnya keluar juga dari ruang pemeriksa. Kamipun langsung menghampirinya dan bertanya
“Bagaimana keadaannya dok? Apakah keadaan anak kami baik-baik saja?” kata appa cemas.
“Sebelumnya saya minta maaf, anak bapak dan ibu menderita kanker otak stadium tiga. Anda harus cepat mengambil tindakan sebelum kankernya menyebar diseluruh tubuhnya dan merusak semua organ ditubuhnya.” Jelas dokter itu.
“Mwo?! K ... kanker otak?” kata appa tak percaya.
“Omona ... cobaan apalagi yang Engkau berikan kepada kami Tuhan?” kata eomma sambil menangis histeris. Akupun tak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, aku ingin menangis tapi di satu sisi aku harus terlihat kuat dan tak gampang menangis. ‘Kenapa bukan aku saja yang kena penyakit itu?! Andai saja aku bisa bertukar dengannya, pasti itu sudah akan kulakukan ... aku tak ingin kehilangan keluarga lagi Tuhan.’ Batinku menahan air mata.
“Eomma dan appa harus kuat demi Taehyung ...” kataku coba menguatkan eomma dan appa.
“Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana jika dia tahu tentang penyakitnya?” kata appa.
“Kita jangan memberitau tentang penyakitnya appa, karena pasti dia akan sedih mendengarnya.” Kataku sambil menepuk bahunya.
“Hmmm arraseo ...” kata eomma lalu memeluk kami berdua sambil menangis.
“Uljima eomma ...” kataku sambil menepuk-tepuk punggungnya.
“Ne Jin-ah gomawo ...” kata eomma sambil tersenyum.
“Cheonma eomma ... kajja kita lihat keadaannya Taehyung.” Kataku sambil tersenyum kecil lalu masuk ke ruangannya Taehyung disusul eomma dan appa. Kulihat Taehyung sedang tertidur pulas dengan selang oksigen.
“Sebaiknya eomma dan appa mengurus obatnya Taehyung lalu pulang dan beristirahat. Biar Jin yang menjaga Taehyung.” Kataku kepada eomma dan appa.
“Arraseo Jin-ah. Jangan lupa kalau terjadi apa-apa dengannya, kabari appa dan eomma ne?” kata appa sebelum dia keluar.
“Arraseo appa.” Kataku.
“Jagalah adikmu Jin-ah.” Kata eomma.
“Itu pasti eomma.” Kataku sambil tersenyum kepada eomma.
“Ya sudah kalau begitu kami pergi dulu.” Kata appa
“Ne appa, eomma ...” kataku lalu appa keluar dari pintu disusul eomma dibelakangnya. Sekarang hanya ada aku dan Taehyung di ruangan ini, dan suster yang datang setiap 2 jam untuk mengecek keadaan Taehyung. Karena ruangan ini semakin sepi, aku mencoba mengajaknya mengobrol
“Hai Taehyung-ah ... entah sekarang kau mendengarkan aku atau tidak, tapi ada satu hal yang harus kau tau. Apapun yang terjadi, kau tetaplah adikku, adik kandungku. Andaikan saja Tuhan masih mendengarkan doaku, lebih baik aku saja yang menderita daripada harus kau yang menderita penyakit separah ini. Apapun yang terjadi, aku akan terus berusaha mengobatimu. Pokoknya kau harus sembuh Taehyung-ah. Disini ada aku, eomma, appa, dan Chae Rim yang menunggumu Taehyung-ah ...” kataku sambil menangis, tapi aku tetap melanjutkan berbicara dengannya.
“Oh dan satu lagi. Sewaktu tadi aku bertemu dengan Chae Rim di Namsan Tower, dia sudah menunggumu lebih dari 1 jam, kau kemana saja? Apa kau tak kasihan terhadapnya? Tadi dia juga sempat digoda dengan preman-preman sewaktu dia mau berangkat ke Namsan Tower, aku yang menyelamatkan dia, aku hanya memiliki niat hanya untuk menemaninya di Namsan Tower sampai kau datang, tapi kau tak datang-datang juga. Akhirnya aku menemaninya makan malam disana. Mianhae sebelumnya aku tak pernah berpikiran untuk merebutnya darimu, tapi aku juga tak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa aku juga jatuh cinta padanya.” Kataku sambil menangis dan tanpa respon darinya. Beberapa detik kemudian, tangan dia mulai bereaksi sedikit demi sedikit lalu ia mulai membuka matanya. Omona ... Apakah dia mendengarkan semuanya?


Taehyung Pov

Aku membuka mataku perlahan-lahan. Awalnya tampak buram semuanya, namun akhirnya semua terlihat jelas. Dan kulihat sekelilingku .... hanya ada Jin hyung? Kemana eomma dan appa? Tunggu! Aku juga berada dimana sekarang? Apakah aku sedang berada di Rumah Sakit? Dan ... Jangan-jangan mereka sudah tau tentang penyakitku?
“Hyung ....” panggilku sambil menatap Jin hyung.
“Ne, hyung ada disini Taehyung-ah ... Ada apa?” tanya Jin hyung.
“Aku berada dimana sekarang?” tanyaku pada Jin hyung.
“Kau sedang berada di Rumah Sakit Taehyung-ah ... tadi kau pingsan di rumah.” Jelas Jin hyung.
“Dimana eomma dan appa?” tanyaku.
“Mereka pulang duluan, besok mereka juga akan datang lagi untuk menjengukmu.” Kata Jin hyung sambil mengelus rambutku.
“Lalu ... bagaimana kata dokter?” tanyaku hati-hati. Jin hyung langsung berhenti mengelus rambutku dan ia juga tampak bingung harus berbicara apa. Dugaanku benar berarti, mereka sudah tau tentang penyakitku.
“Mianhae hyung ...” kataku tiba-tiba kepada Jin hyung.
“Mwo? Kenapa kamu harus meminta maaf?” tanya Jin hyung.
“Kau pasti sudah tau tentang penyakitku kan? Ya, aku kena penyakit kanker otak dari setahun yang lalu. Mianhae karena aku tak pernah bercerita kepada kalian, sebab aku tak ingin melihat kalian sedih karena aku.” Kataku sambil menangis
“ Omona ... Jinjayo?? Kenapa kau tak pernah cerita dari dulu??” kata Jin hyung tak percaya lalu dia ikutan menangis.
“ Jeongmal Mianhae hyung ...” kataku penuh menyesal. Aku berusaha bangun dari tempat tidurku dan memeluk Jin hyung, tapi seolah Jin hyung bisa membaca pikiranku, sebelum aku bangun ia sudah memelukku terlebih dulu.
“Sudahlah ... pokoknya kau harus sembuh dari penyakit ini Taehyung-ah.” Bisik Jin hyung tepat di telingaku.
“Aku usahakan hyung, tapi jika aku tidak sembuh tolong jaga eomma, appa, dan Chae Rim hyung. Hanya kau yang bisa kuharapkan hyung.” Bisikku tepat ditelinganya Jin hyung.
“Annio, pokoknya kau pasti akan sembuh Taehyung-ah ... Percayalah pada hyung.” Kata Jin hyung.
“Ne hyung ... Gomawo karena kau sudah menjadi hyungku yang baik selama ini. Mianhae aku selalu salah paham terhadapmu. Sewaktu kau berbicara denganku tadi, aku tak sengaja mendengarnya hyung.” Kataku sambil mengeratkan pelukannya.
“Sudah kuduga kau pasti mendengarnya Taehyung-ah ...” kata Jin hyung sambil menepuk punggungku pelan lalu melepaskan pelukanku.
“Sebaiknya kau istirahat dulu. Besok appa dan eomma akan datang menjengukmu.” Kata Jin hyung  
“Ne hyung, Jaljja hyungie ... Jangan lupa juga hyung harus istirahat, aku tak mau kalau kau sakit hyung?” kataku sebelum tidur.
“Kkk ne Arraseo Taehyung-ah ... Jaljayo saengie ...” kata Jin hyung sebelum tidur di sofa yang tak jauh dari tempat tidurku.
~Skip~



Kubuka lagi mataku dan di sekelilingku sudah ada eomma, appa, dan Jin hyung yang membawa bubur untukku.
"Selamat pagi Taehyung-ah ..." kata eomma, appa, dan Jin hyung dengan senyum ramah.
"Selamat pagi eomma, appa, hyung ...." balasku dengan senyum ramah.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudah baikan?" tanya eomma.
"Sudah membaik eomma..." sahutku
"Kata dokter, besok pagi kau sudah boleh pulang.." kata Appa
"Jinjjayo?? Akhirnya... Aku benar-benar bosan disini." kataku
"Hahaha.. Coba tebak siapa yang aku bawa??" tawanya Jin hyung
'Nuguya??' batinku, tak lama kemudian munculah sosok(?) wanita yang selalu berada dalam pikiranku. Siapa lagi kalau bukan Park Chae Rim?
"Annyeong V-ah. Sudah baikkah keadaanmu sekarang?"sapanya sambil tersenyum.
"Annyeong Chae Rim-ah. Ne gwaenchana." balasku dengan senyumku yang paling manis
"Apakah kau sudah makan V-ah?" tanyanya lembut.
"Hmmm.. Belum, kau sendiri?" tanyaku
"Aku? Tentu saja aku sudah... makan dulu V-ah, nanti kau tambah sakit. Oh ya.. ngomong-ngomong, aku membawakan makanan kesukaanmu." katanya lalu memberikan kotak makannya kepadaku.
"Ah.. Gomawo Chae Rim-ah." kataku sambil aegyo *orang sakit masih bisanya aegyo(?) -_- Oke lupakan*
"Ne, cheonma.. Oh ya aku pergi dulu ne? Maaf aku tak bisa berlama-lama disini." katanya lalu ia membungkuk hormat ke eomma dan appa.
"Mmm baiklah hati-hati Chae Rim-ah." kata eomma dan appa bersamaan
"Ne ahjumma ahjussi, V-ah.. Jin oppa, aku pamit dulu ne?" katanya lalu membungkuk hormat
"Ne Chaerim-ah.. hati-hati ne?" ucapku dan Jin hyung bersamaan.
"Ne.." balasnya dengan senyum lalu ia keluar dari kamarku.
"Mmmm eomma dan appa tolong jaga V sebentar ne? Jin mau makan siang di luar." kata Jin hyung.
"Appa dan eomma harus bekerja hari ini. Lalu siapa yang akan menjaga adikmu?" tanya eomma.
"Ah.. kalau begitu biar..." belum Jin hyung selesai berbicara, "Tidak perlu" potongku
"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Jika ada apa-apa, aku pasti mengabari kalian semua. Kalau tidak, ada suster dan dokter siap menjagaku disini" kataku
"Benar tidak apa V-ah? Tak apa kalau aku menjagamu disini. Itu sudah kewajibanku sebagai kakakmu. Maksudku kakak angkatmu *ya ampun sumpah ngenes -_-*" kata Jin hyung memastikan
"Tidak apa hyung.." jawabku dengan yakin
"Baiklah kalau begitu, kami pergi dulu V-ah. Jaga dirimu baik-baik ne? Kalau ada apa-apa, kabari ke kami" kata Jin hyung
"Ne hyung.." jawabku lalu Jin hyung, appa dan eomma keluar dari kamarku.

Jin Pov

Aku berjalan keluar Rumah Sakit. Secara tak sengaja, aku menemukan sosok gadis yang tak asing bagiku.. 'Chae Rim?' batinku. Lalu aku menghampiri gadis itu
"Hei." kataku sambil menepuk bahunya
"Eh? Oppa.. Sedang apa disini?" tanyanya
"Aku sedang ingin makan siang, kau sendiri?" tanyaku
"Mmm aku sedang menunggu temanku." jawabnya
"Apakah temanmu masih lama datangnya? Sepertinya kau sudah cukup lama menunggunya disini. Apa kau sudah makan siang?" tanyaku
"Mollayo... Ah aku sudah makan oppa." Jawabku berbohong. Belum selesai ia berbicara, tiba-tiba
"Kruuuuk" suara perutnya.
"Aish.... kenapa harus berbunyi sih??" gumamnya
"Kkkk... sudahlah ayo kita makan siang bersama, biar aku yang membayar." kataku sambil tersenyum kecil.
"Hmm ne.." jawabnya sambil malu-malu.



~Skip~
@ Kantin Rumah Sakit

"Kau mau pesan apa?" Tanyaku kepada Chae Rim
“Hmm.. terserah kau saja, aku ikut denganmu.” Kata Chae Rim.
“Baiklah. Kau tunggu sebentar ne?” ucapku kepadanya lalu pergi memesan makanan.

Tak lama kemudian, aku kembali ke dengan membawa 2 nasi goreng dan 2 gelas air putih. Lalu aku berikan nasi goreng dan segelas air putih untuknya

“Gomawo Oppa” ucap Chae Rim sambil tersenyum lalu ia mulai memakannya.
“Cheonma, Chae Rim-ah” ucapku lalu mulai memakan makananku.

~Skip~

Setelah aku dan Chae Rim selesai makan, kita kembali ke kamar Taehyung untuk menjaganya. Ketika kami sampai di kamarnya
‘KREEKKKK’ bunyi pintu kamar Taehyung, tetapi apa yang kami dapat di kamarnya? Kamarnya kosong!
“Taehyung-ah ....” panggilku
“Taehyung Oppa .... kau dimana?” Ucap Chae Rim panik. Lalu tiba-tiba, seorang perawat masuk ke ruangan Taehyung
“Suster, dimana pasien kamar ini??” Tanyaku kepada perawat
“Lho? Pasien kamar ini tidak ada??” Ucap perawat tersebut dengan kaget
“Lho?? Anda tidak melihat pasien kamar ini?” Tanya Chae Rim kepada perawat itu
“Tidak nona ... Tadi saya ......” belum selesai perawat itu berbicara, 2 perawat lainnya datang menemui perawat tersebut dengan tergesa-gesa
“Ada pasien yang pingsan di depan rumah sakit! Ayo cepat bantu aku membawanya!” Ucap salah satu perawat tersebut
“Keadaan pasien sangat kritis” ucap perawat yang lain
“Benarkah? Kalau begitu, ayo cepat!” ucap perawat itu sebelum bergegas keluar dari kamar Taehyung. Karena aku penasaran dengan pasien yang dimaksud perawat-perawat itu. Aku mengikuti suster-suster itu dari belakang. Ketika aku sampai di depan Rumah Sakit, aku melihat siapa korbannya. Dan setelah aku melihatnya, aku tak dapat percaya. Ternyata korban yang dimaksud adalah Taehyung.
“Taehyung-ah!!! Taehyung-ah!!! Ireona!!!” teriakku, tetapi percuma saja. Taehyung tetap tidak sadarkan diri. Akhirnya petugas medis membawanya masuk ke ICU
~Skip~

Aku dan Chae Rim menunggu kondisi Taehyung di ICU. Aku mengambil ponselku lalu menelpon eomma

“Yeobboseyo” ucap eomma
“Eomma .....” ucapku sambil terisak
“Ada apa Jin-ah? Bagaimana keadaan adikmu?” tanya eomma
“Mollayo eomma ... Jin juga melihatnya sudah tak sadarkan diri di depan Rumah Sakit” ucapku sambil terisak. Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ICU
“Bagaimana keadaannya, Uisa?” tanya eomma cemas
“Apakah ia baik-baik saja?” tanya appa tak kalah cemas
“Tolong adik saya ...” ucapku lirih
“Maaf ... saya sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi. Penyakitnya sudah tingkat stadium akhir. Kita hanya bisa berdoa berharap mujizat” ucap dokter dengan penuh penyesalan kemudian berlalu dari mereka. Eomma mulai tak sanggup berdiri lagi, aku dan appa dengan sigap langsung menopang tubuh eomma yang melemas. Appa dan Chae Rim berusaha menenangkan eomma meskipun mereka juga mengeluarkan air mata mereka. Aku melirik Taehyung di balik pintu lalu mengeluarkan air mata

‘Apakah hari ini akan menjadi hari terakhirmu?’ batinku dengan lirih. Kalau aku bisa menggantikannya, biar aku saja yang menderita seperti ini. Jangan dia. Lalu aku memutuskan untuk mengajak eomma, appa, dan Chae Rim untuk masuk ke dalam ICU.Banyak peralatan yang diletakkan di tubuh Taehyung. Aku pun menggenggam tangannya

“Kumohon ... sadarlah Tae ....” ucapku sambil menggenggam tangan Taehyung erat-erat. Lalu tak lama kemudian, ia seperti mendengar ucapanku lalu perlahan membuka matanya.

Taehyung POV

Aku mulai membuka mataku perlahan-lahan. Lalu kulihat ada eomma, appa, Jin hyung, dan Chae Rim

‘Apa yang terjadi padaku?’ batinku bingung karena melihat mereka semua menangis
“Kau sudah sadar?” tanya appa. Aku ingin menjawab pertanyaannya, tetapi untuk membuka mulutku saja, aku tak bisa.
‘Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tak bisa menggerakkan tubuhku?’ batinku. Aku hanya meneteskan air mataku. Lalu eomma menggenggam tanganku erat dan menguatkanku
“Masih ada harapan untuk sembuh ...” ucap eomma. Lalu eomma mulai mendekatiku, lalu aku mengeluarkan seluruh tenagaku untuk membisikkan sesuatu di telinganya eomma
“Baiklah kalau itu maumu” ucap eomma lalu ia keluar dari ruang ICU

~Skip~

At Namsan Tower;20.00 KST

Chae Rim menanti kedatangan seseorang

5 menit .......

10 menit ......

15 menit .......

30 menit .......

Pria yang dinantikan tak kunjung datang. Tak lama kemudian, seorang pria menggunakan jas putih datang menghampiri Chae Rim dengan kursi roda yang didampingi eommanya dengan membawa setangkai bunga mawar

“Akhirnya kau datang juga ...” ucap Chae Rim sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum kecil. Ya aku memang tidak bisa datang tepat waktu. Lalu eomma meninggalkanku bersama Chae Rim lalu digantikan Jin hyung. Kami bertiga memandang disekitar Namsan Tower pada malam hari. Sungguh indah! Aku tak ingin melupakan kenangan ini. Kemudian, dengan sekuat tenaga aku meraih tangan Jin hyung lalu memberikan bunga mawar kepadanya. Kemudian aku berusaha meraih tangan Chae Rim. Lalu aku menyatukan tangan Jin hyung dan Chae Rim lalu dengan sekuat tenaga aku berkata kepada mereka

“S-sam .... pai ... A-a-ku .... ti - ..... dur ..... j-ja-ng ...... an ..... l-le ....... pas .......” ucapku terbata-bata. Mereka hanya saling berpandangan tak mengerti maksudku. Aku pun mulai memelas lalu tersenyum kecil ke arah mereka lalu mulai memejamkan mataku

Jin POV

Aku hanya menatap Taehyung bingung
‘Apa maksudnya?’ batinku. Kemudian aku seketika panik melihat Taehyung tak sadarkan diri
“Taehyung-ah!!!!! Ireona!!!!!!” Teriakku, tetapi kali ini dia tak akan mendengarkanku. Aku mengecek denyut jantungnya, tak ada denyut jantung. Mengecek nafasnya juga, tak ada. Apakah sekarang saatnya? Aku pun belum mengucapkan selamat tinggal untuknya. Chae Rim menepuk bahuku pelan

“Ikhlaskan dia pergi oppa .... Setidaknya sekarang dia sudah tidak merasa sakit lagi” ucap Chae Rim lalu mengeratkan tanganku
“Dia bilang, kita tak akan melepaskan tangan kita saat dia memejamkan matanya” ucap Chae Rim. Aku pun langsung memeluk Chae Rim
“Dia ... menitipkan surat ini untuk kalian” ucap eomma lalu memberikan surat itu kepadaku. Lalu aku membuka surat itu lalu membacanya bersama Chae Rim

To        : Jin hyung dan Chae Rim
From    : Taehyung

Hei kalian! Kalau kalian membaca surat ini, artinya aku sudah tidak bersama kalian lagi. Sejujurnya aku hanya ingin mengucapkan Terima kasih untuk kalian. Banyak kenangan yang sudah kita lakukan bersama-sama. Jin hyung ... maafkan aku kalau aku selalu salah paham kepadamu, maaf aku selalu membencimu. Tetapi kau selalu baik kepadaku, perhatian padaku. Hyung .... bolehkah aku meminta 1 hal kepadamu? Tolong jaga Chae Rim untukku, buat dia bahagia. Dan untuk Chae Rim, terima kasih kau sudah setia padaku. Maafkan aku kalau aku selalu tak pernah datang tepat waktu. Setelah kalian membaca surat ini, kalian harus hidup bahagia. Jangan tangisi kepergianku oke? Aku tak mau melihat kalian menangis, nanti aku bisa tidak tenang disana

                                                                                                            Taehyung

Setelah membaca surat itu, aku pun semakin menangis, mengepalkan surat itu

“Jika itu maumu, baiklah. Semoga kau bisa hidup dengan bahagia disana” ucapku



END

Oppa!

Title: Oppa!  Cast: Bong Jaehyun of Golden Child  Genre: Sad, Hurt, Crack Lenght: Drabble Rating: General Aku selalu ingin...